Kitab “ Bughyah al-Mustarsyidin fi Talkhish
Fatawa Ba’dh al-Aimmah al-Muta-akhkhirin ” (بغية المسترشدين في تلخيص فتاوى بعض
الأئمة المتأخرين) merupakan sebuah kitab fiqh yang menghimpunkan
ringkas dari berbagai fatwa para ulama mazhab Syafi’i yang muta-akhirin
(kebelakangan). Usaha penyusunan kitab ini dilakukan oleh al-‘Allamah Sayyid ‘Abdur Rahman bin Muhammad bin
Husain bin ‘Umar Ba ‘Alawi al-Hadhrami (1250-
1320), seorang tokoh ulama mazhab Syafi’i yang terkenal dan mufti
bagi negeri Hadhramaut, Yaman pada zamannya.
Berikut
adalah nama-nama ulama yang dikumpulkan fatwa-fatwa mereka dalam kitab Bughyah
al-Mustarsyidin;
a)
Imam al-‘Allamah Abdullah bin al-Husain bin Abdullah Bafaqih,
b)
al-Sayyid al-‘Allamah Abdullah bin ‘Umar bin Abu Bakr bin Yahya,
c)
Imam al-‘Allamah Alawy bin Saqaf bin Muhammad al-Jafri,
d)
Imam al-‘Allamah Muhammad bin Abi Bakar al-Asykhari
al-Yamani
e) Imam al-Syaikh al-‘Allamah al-Muhaqqiq Muhammad bin Sulaiman
al-Kurdi al- Madany.
Menurut
al-‘Allamah Sayyid
‘Abdur Rahman Ba’alawi, beliau menyusun kitab Bughyah al-Mustarsyidin
ini adalah untuk menampilkan karya yang mudah dibaca dan difahami tanpa perlu
berlakunya pengulangan dalam berbagai perbahasan yang ada dari berbagai
pendapat tersebut. Sayyid Abdurrahman Ba’lawi menyusun kitab ini secara
sistematik sehingga beberapa persoalan yang ada dengan mudah dapat difahami
dengan disertai jawapannya sekaligus. Dikatakan sistematik, kerana dalam kitab
ini berbagai permasalahan diletakkan secara
teratur dan sesuai dengan bab-bab fiqh sebagaimana susunan kitab-kitab fiqh
yang lain. Hal ini kerana sebelumnya, berbagai fatwa ini berserakan dan tidak
teratur secara sistematik sehingga mendorong Sayyid Abdurrahman bin Muhammad Ba
‘Alawi menyusun kitab ini bagi
memudahkan rujukan dan pembacaan oleh para siswa atau murid-murid yang tertarik
mengkaji berbagai fatwa tersebut.
Oleh
kerana kitab ini merupakan ringkasan dari kumpulan fatwa para ulama’, maka untuk
memudahkan identifikasi fatwa masing-masing imam yang ditulis dalam kitab ini, Sayyid
Abdurrahman Ba’lawi membuat tanda atau rumuz yang mewakili para ulama tersebut. Berikut adalah rumuz
tersebut;
a) Imam Abdullah
Bafaqih, ditulis ب,
b) Imam Abdullah bin Yahya,
ditulis ي ,
c) Imam Alawy bin
Tsaqaf bin Muhammad al-Jafri, ditulis ج ,
d) Imam Muhammad bin Abi Bakar al-Asykhari al-
Yamani, ditulis ش ,
e) Imam Muhammad bin
Sulaiman al-Kurdi al-Madany, ditulis ك .
Di
samping itu, Sayyid Abdurrahman Ba’lawi juga menuliskan فائدة (faidah) untuk
menunjukkan bahawa fatwa yang dikeluarkan mempunyai beberapa faidah yang sangat
baik nuntuk diketahui khalayak. Ia mengatakan bahawa dalam menulis berbagai
fatwa ini, ia juga menambah atau mengurangi beberapa kata dari fatwa asal agar
sesuai dan relevan. Sebagaimana layaknya seorang editor, Abdurrahman Ba’lawi mensinkronkan antara
fatwa dengan berbagai improvisasi yang ia lakukan agar karya ini mudah difahami
dan sistematis. Bahkan dalam beberapa hal, penambahan tersebut merupakan
pendapat pribadinya.
Namun
demikian, sebagaimana dinyatakan Azyumardi Azra, bahawa dalam penulisan kitab
kuning, tidak disertakan rujukan (referensi) dan footnote disebabkan tradisi
akademik yang berlaku waktu itu belum terkondisikan seperti sekarang. Dengan
demikian sulit untuk menentukan secara pasti apakah yang ditulis di dalam kitab
kuning merupakan pendapat peribadi atau pendapat orang lain.
Sayyid
Abdur Rahman Ba’alawi juga menambahkan catatan-catatan lain dalam sistematika
penulisan kitabnya sebagai berikut:
a)
Jika dalam suatu masalah terdapat dua ulama atau lebih yang
menyepakatinya maka ia tuliskan satu persatu siapa saja ulama’ yang menyepakati
sesuai dengan simbolnya masing-masing. Sedangkan jika ada salah satu ulama yang
menambahkan pemahaman lain atau sedikit berbeda maka ia menuliskannya dengan
kata: كذا فلان زاد atau كذلك خالف ..
b)
Jika dalam suatu masalah terdapat qayyid atau khilaf
sedangkan imam yang memberi fatwa belum menyebutkannya, maka ia menambahkan
simbol اھـ
di akhir kalimat, lalu ia tambahkan keterangan qayyid atau khilaf dari tersebut
dengan sebelumnya menyebut kata قلت agar pembaca
mengetahui dari mana keterangan tambahan tersebut bermula.
Sebagaimana
kitab-kitab fiqh lainnya, kitab Bughyah al-Murtasyidin, secara umum, ditulis
dengan sistematika pembahasan sebagaimana berikut:
a) Khutbah al-Kitab (muqaddimah). Dalam bahagaian ini Sayyid Abdurrahman
Ba’alwi menghuraikan tentang bagaimana penulisan kitab ini, isi tulisan dan
menukil beberapa pendapat ulama tentang mencari ilmu dan faidah-faidahnya.
b) Kitab al-Thaharah. Dalam bahagian ini diulas mengenai air,
najis, wudlu, cara buang air kecil dan besar, mandi, tayamum dan diakhiri
dengan pembahasan haid.
c) Kitab al-Shalat. Dalam bahagian ini dihuraikan mengenai
adzan, kiblat, rukun shalat, sunnah-sunnah shalat, dzikir dan do’a,
syarat-syarat shalat, hal-hal yang membatalkan shalat, hal-hal yang makruh
dalam shalat, aurat shalat, sujud sahwi, tilawah dan syukur, shalat-shalat
sunnah, shalat jama’ah, shalat musafir, shalat orang yang sakit, shalat juma’at,
shalat dalam peperangan, shalat ied, shalat gerhana, shalat isitisqa’, hukum
bagi orang yang meninggalkan shalat, shalat janazah, ta’ziyah dan ziarah kubur.
d) Kitab al-Zakat. Dalam bahagian ini dihuraikan mengenai
syarat harta yang wajib dizakati, harta-harta yang wajib dizakati, zakat
fitrah, dan macam -macam shadaqah.
e) Kitab al-Shaum. Dalam bahagian ini dihuraikan tentang
syarat-syarat puasa, puasa-puasa sunnah dan iktikaf.
f) Kitab al-Hajj. Pada bahagian ini dikaji seputar haji yakni
syarat rukun haji, hal- hal yang diharamkan bagi orang yang ihram, hukum
memberikan upah di dalam ibaah haji dan wasiyat untuk beribadah haji.
g)
Kitab al-Bai’. Dalam bahagian ini dibahas mengenai riba,
salam, rahn, sulh, orang yang muflis dalam usaha, syirkah, wakalah, iqrar,
ariyah, ghasab, syuf’ah, qiradl, masaqah dan mugharasah, ihya al-amwat, ji’alah,
wakaf, hibah, luqathah, dan wadi’ah.
h) Kitab al-Fara’idh. Dalam bahagian ini dikaji tentang
sebab-sebab warisan dan bahagian-bahagiannya, dan wasiyat.
i) Kitab al-Nikah. Pada bahagian ini syarat rukun nikah, kafa’ah, mahar, walimah, nusuz,
thalak, ruju’, nafaqah, dan hadhanah
j)
Kitab al-Jinayah. Pada bahagian ini diulas mengenai diyat,
had, jihad, janji dan nadzar, persaksian, dan sumpah.
k) Bagian penutup, yakni ulasan Sayyid Abdurrahman Ba’lawi
tentang beberapa faedah yang ada di dalam al-Qur’an, keutamaan sejarah Nabi dan
sahabat, keutamaan ahlul bait dan wasilah.
Untuk membaca dan memuat turun kandungan kitab ini dalam bentuk fail word, sila klik بغية المسترشدين
trimakasih,,
ReplyDeleteinfonya sangat menarik,,
mantap,,,
Dimana saya kira kira mendapat buku bugyah al mustarsyidin
ReplyDeleteDimana saya kira kira mendapat buku bugyah al mustarsyidin
ReplyDeleteada versi terjemah gak ya, dan kalau ada dimana kira-kira saya bisa membelinya
ReplyDeleteBeras tercipta dari mutiara surga
ReplyDelete