Sunday, June 10, 2012

Syarah Arba’in An-Nawawi


Imam an-Nawawi , siapa yang tidak kenal dengan sosok ulama yang sangat tekun menuntut ilmu dan banyak meninggalkan karya tulis bermutu mi? Kepakarannya di bidang hadits tidak ada yang meragukan. Salah satu karyanya yang sering dibaca, dipelajari, dan ditelaah para ulama adalah al-Arba’in an-Nawawiyyah, kitab yang memuat empat puluhan hadits pilihan yang mengandung jawaami’ul kalim (perkataan ringkas namun luas dan padat maknanya). Maka, tidak heran apabila banyak ulama sepeninggalnya seakan berlomba-lomba dalam menulis syarah (penjelasan) terhadap kandungan hadits-hadits di dalamnya. mi menandakan keberkahan ilmu beliau, yang merupakan buah dan keikhlasannya. Sekaligus juga, betapa penting dan bermanfaatnya kitab itu bagi umat.

Buku mi termasuk salah satu upaya baik penulisnya untuk ikut andil dalam mempopulerkan kitab Imam an-Nawawi tersebut, sebagaimana dilakukan para ulama terdahulu. Dalam buku ini penulis memberi judul pada setiap hadits, men-takhrij dan menjelaskan kedudukannya masing-masing, mensyarahnya satu per satu, bahkan menerangkan kaidah-kaidah beserta faedah-faedah tiap-tiap hadits itu yang disimpulkan oleh para ulama dan masyayikh (syaikh), serta tidak lupa mencantumkan referensi-referensinya. Demikianlah nilai keunggulan buku ini.

Melalui buku ini, kiranya umat Islam dapat mengambil pelajaran yang berharga dan 42 pesan Rasulullah , yang berbentuk sabda di dalamnya, untuk kemudian mengamalkan perintah-perintah beliau tersebut, dan dengan itu pula diharapkan larangan-larangan beliau akan ditinggalkan dengan sendirinya.

Empat puluh dua hadits yang dikumpulkan oleh Imam an-Nawawi ini memiliki kedudukan yang agung, karena semua itu merupakan sabda-sabda Rasulullah yang sangat bermanfaat dalam kehidupan kaum Muslimin. Allah telah memberikan karunia kepada Rasulullah jawaami’ul kalim (perkataan ringkas memiliki makna yang padat dan luas).
Nabi bersabda:
“Aku diberikan pembuka perkataan (kefasihan), perkataan ringkas namun maknanya padat dan luas, dan penutup perkataan (Bagus dalam menyambung perkataan dan pada saat berhentinya.).”
(Mushannaf lbnu Abi Syaibah (no. 3012), dan MusnadAbi Ya’la (no. 7202). Lihat Silsilah al-A haadiits ash-Shahiihah (no. 1483) dan ShahiihJaami’us Shaghiir (no. 1058)).
Setiap hadits dalam Arba’iin an-Nawawiyyah ini mengandung ilmu yang bermanfaat, serta kaidah-kaidah agama, dan faidah-faidah yang sangat agung. Barang siapa yang diberikan oleh Allah Ta’ala taufiq untuk menghafalnya dan memahaminya, maka ia telah mendapatkan bagian yang sangat banyak dan warisan para Nabi ini, juga ia mampu untuk menguasai beberapa perkara agamanya.

Kaum Muslimin yang dahulu maupun sekarang memiliki perhatian yang sangat besar terhadap hadits Arba’iin in baik dan segi hafalan maupun kurikulum di ma’had-ma’had, pondok-pondok pesantren, dan sekolah-sekolah Islam. Bahkan, para ulama terdahulu dan sekarang telah banyak mengajarkan dan menjelaskan hadits-hadits ini kepada umat Islam dan mereka juga telah men-syarah (menjelaskan) hadits Arba’iin ini, di antara mereka adalah:

1. Imam an-Nawawi (wafat th. 676 H), yang sekaligus sebagai penulis dan hadits Arba’iin.
2. Imam Ibnu Daqiqil ‘Ied (wafat th. 702 H).
3. Imam Ibnu Rajab (wafat th. 795 H), dalam kitabnya Jaami’ul ‘Uluum wal Hikam.
4. Imam Ibnul Mulaqqin (wafat th. 804 H).
5. Syaikh ‘Abdurrahman as-Sa’di is (wafat th. 1376 H).
6. Syaikh Muhammad Hayat as-Sindi (wafat th. 1163 H).
7. Dr. Musthafa al-Bugha dan Mukyiddin Mistu
8. Nazhim Muhammad Sulthan.
9. Syaikh Muhammad bin Shalih al-’Utsaimin (wafat th. 1421 H).
10. Syaikh ‘Abdul Muhsin al-’Abbad hafizhahullah.
11. Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah.
12. Syaikh Shalih Alu Syaikh haftzhabullah.
13. Dan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu di sini.

Alhamdulillah, Allah telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengajarkan hadits Arba’iin ini kepada para penuntut ilmu. Di saat saya mengajarkan hadits-hadits ini, saya mendapati banyak sekali faidah yang besar dan saya ingin menyusunnya dalam sebuah buku, agar manfaatnya tersebar luas di kalangan kaum Muslimin. Mudah-mudahan dengan cara seperti itu saya sudah turut serta memberikan sumbangsih dalam dunia tulis-menulis, yang mana itu merupakan dunia yang penuh manfaat dalam penyebaran ilmu agama, serta sebagai ajang meraih pahala di dunia dan akhirat.

Para pembaca yang mudah-mudahan dirahmati Allah, perlu diketahui bahwa dalam penyusunan buku ini saya banyak mengambil faidah dan penjelasan para ulama, dan saya banyak menukil perkataan mereka secara tekstual. Hal itu dikarenakan saya masih berada di awal perjalanan saya dalam menuntut ilmu dan sudah sepantasnya bagi pemula untuk mengikuti jalan para ulama yang sudah lebih dulu berkecimpung dalam mendalami ilmu syar’i. Hal itu dikarenakan dalam memahami agama mi harus mengambil dan para ulama yang kuat ilmunya, banyak hafalannya, pemahamannya mendalam terhadap nash-nash al-Qur-an dan hadits sesuai dengan pemahaman para Salafush Shalih yang telah mendapatkan sanjungan dan pujian dan Allah Ta’ala dan Rasul-Nya.

Adapun metode penyusunan buku mi adalah sebagai berikut:

1. Menjelaskan kedudukan setiap hadits menurut para ulama ahli hadits, terutama saya banyak mengambil dan kitab-kitab ahli hadits pada abad 15 H/20 M, yaitu Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani

2. Memberikan judul di setiap masalah yang dikandung hadits tersebut dan menjelaskannya.

3. Menyebutkan kaidah-kaidah dan faidah-faidah hadits yang disimpulkan oleh para ulama dan para masyayikh.

Akhirnya, apa yang saya susun ini adalah tulisan dan syarab hadits yang penulis susun beberapa tahun dan sudah dimuat setiap bulan di majalah As-Sunnah, penulis tambah keterangan dan syarabnya (penjelasannya) dan kitab-kitab ulama terdahulu dan sekarang.

Mudah-mudahan apa yang saya susun mi bermanfaat bagi din saya dan kaum Muslimin pada umumnya, mudah-mudahan amal ini ikhlas karena Allah Ta’ala dan mudah-mudahan Allah memberikan ganjaran kepada saya di dunia maupun di akhirat, dan mudah-mudahan Allah memberikan ganjaran juga kepada orang-orang yang ikut andil dalam menyelesaikan buku ini dan menerbitkannya, juga kepada para pembaca yang mengamalkannya dengan ikhlas karena Allah Ta’ala dan mengikuti contoh Nabi.

Semoga shalawat serta salam tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad keluarganya, para Sahabatnya, serta orang-orang yang mengikuti jejak mereka hingga akhir zaman. Dan akhir do’a kami adalah Alhamdulillaahi Rabbil ‘Aalamiin.

Bogor, Rabi’ul Awwal 1432 H
Februari 2011 M
Penulis, Yazid bin Abdul Qadir Jawas (Abu Fat-hi)

dipetik dari buku Syarah Hadis 40, terbitan Pustaka Imam Syafii.


No comments:

Post a Comment